11 January 2008

KERETA KARYA

Oleh: rYoDiMaS


kepada: mothi ma linho



Kereta kita masih melaju. Di gerbong

ekonomi, aku tertidur pulas di bawah

kursi. Beralas koran minggu, berbantal

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Mengigau

sesuatu tentang penyair dan katakata. Tak

lupa kusimpan bulan di pelupuk mataku.

Seperti penabung menanam uang di bank,

berharap memanen bunga mimpi.


Malam-malam tak menyurutkan niat

pengamennafsu memalak penumpang

kere seperti aku. Dengan galak mereka

palak setiap ratus rupiah, seperti nyanyiannya

yang memalak bunga tidur keluar kubur, yang

bingung kembali ke tangkainya, karena telah

terlalu jauh tertiup angin realita.


Kau ada di toilet. Menyirami papan-papan rel

dengan air puisi, membuang hasrat tak berguna.

Sampai habis puisimu kau keluarkan. Sampai

Habis isi perutmu kau keluarkan.


Lalu kau kembali duduk di atas ‘ranjang tidurku’,

berkata “Aku lapar. Aku ingin mengisi perutku

dengan beberapa lembar roti campur. Campuran

mentega prosa dengan selai drama televisi dan mesis

film indie. Biar nanti pas aku kencing yang keluar

tidak lagi melulu air puisi. Tapi air seni.”


Perjalanan kereta kita tinggal separuh. Sampai tujuan

esok pagi baru. Saat nyamuknyamukmalas bosan

dengan kita, mangsa-mangsanya yang pasrah terus

dihisap. Ketika itu, Stasiun Panggung Cahaya berhasil

kita datangi. Selamat buat kita.




Jember, 8 Januari 2008

No comments: