ELEGI
Oleh: rYoDiMaS
Dari setiap nyanyian fajar yang kau senandungkan,
ada gulana yang menghujani ombak di tepi laut.
Bagaimana memulainya takkan ada yang tahu
kecuali kalau kita hendak bertanya pada
burung yang berkicau sunyi.
Budak datang menghamba pada tuan
seperti bercuriga langit akan menghibahkan
memar pada pagi yang mulai mengeja langkahnya.
Masihkah kau simpan dosa lama
pada gurun-gurun derita yang coba kau sampaikan
melalui selayang salam, hingga kau robek mata kumalmu
seribu kali demi sebuah kelahiran penyesalan?
Luka itu baru saja menganga dalam ceruknya,
takkan hangus terbakar, apalagi meruntuhkan
airmata yang baru saja kau hampiri
semalam tadi.
Ketika air menolak memadamkan api.
Jember, 3 Desember 2007
No comments:
Post a Comment