BAYANG DI HELAI RAMBUTKU
Oleh: rYoDiMaS
Gitar. Kasur. Laptop. AlQuranulKarim. Bantal.
Jam Meja. Arloji. Jaket. Cermin. Jendela. Kitab.
Active Speaker. Lampu Belajar. Botol Air Mineral.
Gantungan Baju. Tasbih. Handuk. Handphone.
Raket Tenis. Papan Pengumuman. Keranjang Baju.
Tonik Rambut. Sisir. Pewangi Ruangan. Topi.
Surat Undangan. Seprai. Bedcover. Kotak Biskuit.
Kemana mereka menuntun langkahku?
Apakah aku harus tetap berpagut mulut?
Dimana aku harus menerbitkan peluh?
Lalu, harus menjadi Siapakah aku?
Tak cukup aksara merangkainya.
Andaikan sebuah wujud telah kau coba.
Haruskah kau hasad dengan kehasanannya?
Sebab dia bersanak janji.
Niscaya. Demi waktu.
Jember, 11 Desember 2007
2 comments:
puisimu terkesan macet, tidak mengalir, seolah begitu berat menyampaikan makna. tapi menarik, mengaitkan eksistensi benda-benda dengan aku lirik.salam
wah, sebelumnya terima kasih sudah berkunjung dan mengapresiasi puisi saya, saya tidak meninggalkan email or link untuk saya kunjungi buat berterima kasih...
puisi ini saya biat karena saya ingin bermain dengan pola yang baru, seperti seorang remaja yang meraba-raba masa depan, begitu pula aku yang masih dalam perjalanan menemukan gaya puisi saya sendiri.
salah satunya maka lahirlah puisi ini...
^_^
Post a Comment